Mengenai Saya

Foto saya
Sudah semestinya kita berbagi. Tapi hanya kebahagiaan yang ingin kubagi padamu sahabat. Sedangkan kesedihan dan duka lara, adalah kebahagiaan juga. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memandang semua kedukaan menjadi kebahagiaan dimata hatinya. Pasti kitalah orang-orang terpilih itu. "Pursuit to Happyness"

Jumat, 30 September 2011

Berproses dan Belajar, Masihkah Dalam Diriku?

Wish all the best for you”, harapan dan doa yang sering terdengar pada saat kita merayakan ulang tahun. Dari tahun ke tahun, ungkapan itu terus berulang, seperti umur kita. Tapi tahukah bahwa kadang kita menganggap angin lalu sebuah doa dan harapan seseorang, saking seringnya kata-kata tersebut melintas di mata kita. Segala hal yang terbaik belum tentu bisa kita dapatkan, tapi mengusahakan sesuatu dengan cara paling baik-semampu kita, tentu itu yang kita upayakan. Cara apa yang terbaik menurut kita, itulah yang menjadi keputusan kita dalam menjalani hidup dari hari ke hari. Pertanyaannya adalah, “apakah cara itu memang yang terbaik?“ dan “Bagaimana kita tahu bahwa memang cara yang kita tempuh adalah alternatif terbaik dari yang terbaik?”

Seperti apa aku kelak, adalah seperti apa yang aku kerjakan hari ini. 1000 km tidak akan bergerak tanpa dimulai dengan langkah kecil, meskipun hanya 1 mm. Intinya adalah bergerak, dan bergerak. Orang-orang terus bergerak, menempati ruang dan mengkonsumsi waktu di bumi yang sama namun dengan pencapaian yang berbeda. Jika belum banyak perubahan, berarti kita teliti lagi proses yang berlangsung dalam diri. Pendekatan untuk bisa berhasil adalah dengan membuka lebar-lebar telinga kita, membuka sekat-sekat di dalam hati dan menyediakan ruang seluas-luasnya di pikiran kita untuk bisa menerima pendapat, saran, masukan, ataupun kritik yang membangun jiwa kita. Kuncinya adalah, saat kita bisa melakukan sesuatu lebih cepat dari biasanya, maka pergerakan kita menunjukkan trend yang positif. Kita mulai memasuki wilayah dengan pergererakan yang cepat dan bukan merayap. Siapkan kita mengikuti irama up beat dalam hidup kita?

Pada saat satu fase impian telah tercapai, kembali diuji sikap kita untuk bersiap menerima tantangan yang lebih besar. Sikap yang baik adalah yang mengetahui keberadaan diri kita sendiri, baik saat sedang monolog, berdialog dengan hati, apalagi berinteraksi dengan orang lain. Kita adalah cerminan apa yang kita suarakan di depan khalayak ramai. Jika kita ingin bersikap baik, namun hanya di dalam hati maka kebaikan itu hanya akan berdentum di dalam dada kita sendiri. Sebaiknya kebaikan itu di lantunkan dengan “nada” yang membuat orang lain ikut bergumam, bersiul, atau bahkan bersenandung riang bersama kita. Biarkan kebaikan kita menggema dimana-mana, jangan biarkan bergema di ruang hampa. Sudah kah kita berbuat baik hari ini?

Orang bijak berkata bahwa sesuatu yang sudah pasti datang adalah perubahan dan kematian. Sangat ringan sepertinya mendengar kata “perubahan” (change). Seperti itukah? Perubahan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang telah memahami dengan sangat cepat arah hidupnya, atau bisa dilakukan oleh orang yang terbentur kepalanya dan tiba-tiba hilang ingatan. Tapi bagi sebagian kita yang masih asyik dengan rutinitas, berhati-hatilah! Perubahan adalah musuh bebuyutan zona nyaman kita. Perubahan adalah menyakitkan bagi yang tidak mengetahui atau hanya pura-pura mengerti. Perubahan bergerak di dalam ruang ketidak pastian, dan memainkan pikiran kita akan bahaya kengeriannya bila gagal. Bumi terus berputar dan kita tetap harus siap dengan perubahan. Manusia paling bijak mengatakan bahwa jika kita sama dengan hari ini, kita adalah orang yang rugi dan bila kita lebih buruk dari hari kemarin, kita adalah orang yang bangkrut karena begitu bodohnya kita. Maka jawabannya tidak lain dan tidak bukan, kita bergerak untuk berubah menjadi orang yang lebih baik dari hari kemarin dan juga hari ini dalam sebuah garis edar yang konstan. Seperti apa perubahan kita hari ini?

Pangkat, jabatan dan harta tidak bisa membuat silau bagi mereka yang telah memahami dengan benar tujuan hidupnya. Kita akan berhenti di tempat yang berukuran 2X1 m, dan hanya kain putih saja yang akan kita bawa. Kita tidak mengumpulkan harta dan mengais jabatan hanya untuk membeli selembar kain yang harga nya mungkin tak lebih dari 50 ribu. Terlalu sebentar dan merugi hidup kalau hanya untuk itu. Pekerjaan yang sangat berat adalah menyiapkan bekal imajiner (sangat nyata dalam konteks rohani), yang hanya di imani bagi mereka yang telah mencapai tingkatan mahfum. Jika kebetulan kita mendapatkan kesempatan menerima amanah sebagai orang berpangkat ataupun berharta, maka pergunakan sebaik-baiknya untuk mencerahkan orang lain agar bisa merasakan suka-dukanya dalam posisi yang sama. Atau setidaknya, berbuat adillah dengan pangkat dan harta yang dimiliki. Bagikan kalau memang harus berbagi, lindungi kalau memang bisa memberikan perlindungan, dan jangan sekalipun menjadi sombong dan angkuh karena mata kita tertutup oleh megahnya jabatan dan harta yang hanya sementara itu. Perubahan yang tidak dianjurkan adalah menjadi angkuh dan sombong, karena “makan hati” dan sudah ditetapkan bahwa itu memang penyakit hati. Sudah kah kita instropeksi hari ini?

Jika aku menjanjikan sesuatu yang belum terbayarkan, bukan itu maksudku untuk menunda menepati janji. Sulit untuk memahami proses yang sedang berjalan ini, semoga kemudahan ada di tepian hari nanti. Semoga aku bisa menepati janji, meskipun yang hanya kukatakan dalam hati.


Panic Room, Malang, Akhir September 2011

F.H. Wismono

Tidak ada komentar: